Saat akan
membeli kamera DSLR, umumnya pilihan ditujukan kepada kemudahan dan
ketersediaan pilihan lensa nantinya. Maka itu produsen DSLR papan atas seperti
Canon dan Nikon tetap jadi favorit fotografer, karena jajaran lensa yang
dimilikinya amat lengkap. Betul kalau Pentax, Olympus, Sony (Minolta) juga
punya koleksi lensa yang lengkap, namun kadang-kadang pemilik DSLR juga tergoda
untuk membeli lensa
alternatif seperti Sigma/Tamron/Tokina dan nyatanya lensa
alternatif seperti ini tidak banyak menyediakan pilihan lensa dengan mounting selain versi Canon atau
Nikon.
Lensa kamera
DSLR terbagi menjadi beberapa macam. Paling sederhana adalah dari jenisnya,
yaitu lensa tetap (fix/prime) dan lensa zoom (variabel rentang fokal). Lensa zoom juga akan terbagi dua,
yaitu yang bukaannya konstan (fix f/2.8, fix f/4 dsb) atau
yang bukaannya variabel (mengecil saat di zoom). Dari ukuran diameter
lensa juga ada dua macam lensa DSLR, yaitu lensa untuk SLR film/DSLR full frame, dan lensa dengan
diameter lebih kecil (untuk APS-C). Dari segi teknologi juga lensa terbagi dua,
dengan motor fokus (dan mikro-chip) di dalam lensa dan tanpa motor fokus (lensa
lama). Dengan banyaknya perbedaan ini, wajar kalau para fotografer pemula menjadi
kebingungan saat melihat lensa yang dijual di pasaran, apalagi harganya pun
bisa bervariasi dari satu juta hingga puluhan juta.
Sekadar mengenal jajaran lensa Canon
dan Nikon, akan disajikan daftar head-to-headlensa favorit para
fotografer beserta sedikit ulasannya. Tapi sebelumnya, akan disajikan dulu
terminologi atau istilah dari keduanya supaya tidak membingungkan :
·
Ukuran
diameter lensa:
Canon memakai istilah EF dan EF-S,
perhatikan kalau kode EF menunjukkan diameter yang besar (untuk SLR film dan
DSLR Full Frame) sementara
EF-S adalah untuk sensor APS-C yang image
circle lebih kecil. Demikian juga lensa Nikon, yang berkode DX artinya
hanya untuk kamera Nikon DX saja. Lensa Nikon tanpa kode DX artinya bisa
dipakai di SLR Nikon film atau DSLR Nikon full-frame (meski
di DSLR Nikon DX pun tetap bisa).
·
Teknologi:
Canon memiliki lensa dengan motor
fokus di dalamnya, tapi tidak semuanya memakai motor fokus USM (Ultra Sonic Motor). Motor USM
terkenal akan kehalusannya, kecepatannya dan akurasinya. Lensa Canon dengan
teknologi USM relatif mahal. Sebaliknya, semua lensa Nikon berteknologi AF-S
pasti ada motor fokus SWM (Silent Wave Motor), sementara lensa lama Nikon AF atau AF-D
tidak ada motornya. Meski semua lensa AF-S ada motor SWM, tapi kinerja motor
itu tidak sama antara lensa mahal dan lensa murah. Motor SWM di lensa murah
lebih lambat dan tidak halus.
·
Optical Image Stabilizer:
Baik Canon dan Nikon menerapkan
sistem stabilizer pada
lensa, dimana artinya tidak semua lensa memiliki fitur ini. Cara kerjanya yaitu
gyro-sensor di dalam lensa mendeteksi getaran tangan dan melakukan kompensasi
dengan menggerakkan elemen lensa khusus sehingga foto yang diambil pada speed
rendah (dan/atau posisi tele) terhindar dari resiko blur. Canon menamai sistem
ini dengan kode IS, sementara Nikon memakai kode VR.
Baik IS dan VR, keduanya dapat menampilkan efek stabilisasi pada viewfinder
optik, sebelum foto diambil.
·
Pembagian
kasta:
Di lensa Canon terdapat dua kasta
lensa, yaitu lensa biasadan lensa Luxury (L series, ditandai
gelang merah diujungnya). Nikon tidak membedakan kasta pada lensanya, hanya
saja lensa Nikon baru disederhanakan dengan meniadakan ring aperture, ditandai
dengan kode G (gelded).
Lensa prime / fix (lensa tetap)
Lensa fix mempunyai
ketajaman tak tertandingi oleh lensa zoom, dengan bukaan yang umumnya besar,
sehingga cocok untuk dipakai foto potret dengan hasil yang menawan. Canon dan Nikon sama-sama punya jajaran
lensa fix yang lengkap, dengan fokal mulai dari wide (sekitar
20mm), normal (sekitar 50mm) hingga tele (sekitar 100mm).
Perhatikan kalau semua lensa fix Canon berkode EF, dengan beberapa memakai kode
L dan USM.
Beberapa lensa fix kelas elit dari
Canon adalah :
·
EF 24mm f/1.4L USM
·
EF 50mm f/1.2L USM
·
EF 85mm f/1.2L II USM
Sementara
Nikon punya jajaran lensa prime yang bukaan maksimal di f/1.4 seperti yang baru
saja diluncurkan dan kompatibel dengan D40, yaitu AF-S 50mm f/1.4G.
Sedangkan lensa fix ekonomis dan favorit dari Canon adalah EF 50mm
f/1.8, dan dari Nikon adalah AF 50mm f/1.8D. Selain itu, Nikon
juga punya prime yang wide seperti AF 14mm f/2.8D ED (update : Nikon meluncurkan
prime AF-S 24mm f/1.4 di tahun 2010) dan prime tele seperti AF
85mm f/1.4D IF, dan prime micro seperti AF-S 105mm
f/2.8D VR ED. Bicara soal lensa prime tele,
baik Canon maupun Nikon punya jajaran lensa tele yang lengkap mulai dari 135mm,
180mm, 200mm, 300mm, 400mm, 500mm dan 600mm (Canon bahkan punya yang 800mm dan
1.200mm), beberapa dilengkapi dengan IS atau VR.
Lensa zoom : wideangle
Bila lensa fix tidak memberi
keleluasaan untuk berganti posisi fokal, maka lensa zoom memungkinkan kita
untuk merubah fokal dalam rentang tertentu sehingga bisa didapat berbagai
variasi komposisi (dan terhindar dari sering maju mundur). Lensa zoom wideangle
umumnya bermula dari 14 sampai 24mm, namun perhatikan kalau dipakai di kamera
dengan crop factor (1,6x
untuk Canon APS-C, 1,3x untuk Canon 1Ds dan 1,5x untuk Nikon), maka panjang
fokalnya akan banyak berubah. Untuk itu, produsen lensa harus berusaha ekstra
keras untuk mendesain lensa yang amat wide supaya saat terkena crop factor,
lensa tersebut masih layak disebut lensa wide.
Untuk kebutuhan fotografi wideangle
seperti landscape dan
arsitektur, pemakai Canon sensor APS-C hanya bisa menikmati lensa wide EF-S
10-22mm f/3.5-4.5 USM, sementar pemakai Nikon DX bisa menjajal lensa AF-S
DX 12-24mm f/4G IF ED. Untuk pemakai Nikon Full frame, tersedia Nikon AF-S
14-24mm f/2.8G ED. Sayangnya dari pihak Canon belum
tersedia lensa EF yang sepadan dengan Nikon 14-24mm f/2.8 ini.
Lensa zoom : standar
Rentang zoom standar merupakan
rentang aman, dengan kemampuan wide dan tele yang mencukupi sehingga untuk
bepergian cukup dengan membawa satu lensa saja ini saja. Kabar gembira bagi pemakai
Nikon DX karena tersedia banyak lensa Nikon DX yang berkualitas dan terjangkau
(seperti lensa kit D40 18-55mm),
diantaranya :
·
AF-S DX 16-85mm f/3.5-5.6G ED VR
·
AF-S DX 17-55mm f/2.8G IF ED (bukaan
konstan)
·
AF-S DX 18-70mm f/3.5-4.5G IF ED
(kitnya D70)
·
AF-S DX 18-105mm f/3.5-5.6G VR
(kitnya D90)
·
AF-S DX 18-135mm f/3.5-5.6G IF ED
(kitnya D80)
·
AF-S DX 18-200mm f/3.5-5.6G VR IF ED
(sapu jagad)
Ketersediaan banyak pilihan lensa
standar DX yang murah dan berkualitas inilah yang menjadikan banyak fotografer
yang non profesional memilih kamera DSLR Nikon, meski banyaknya pilihan ini
juga dikritik beberapa pengamat karena banyaknya overlap dalam rentang lensa
dan umumnya punya bukaan lensa yang mirip (semestinya Nikon mulai membuat lensa
standar bukaan konstan f/4).
Sementara bagi pemakai Canon APS-C
yang perlu lensa EF-S tampaknya harus cukup bersabar karena sementara ini hanya
tersedia lensa EF-S berikut ini (tidak termasuk 18-55mm) :
·
EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM (bukaan
konstan)
·
EF-S 17-85mm f/4-5.6 IS USM
·
EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 IS (sapu
jagad – non USM)
Kondisi menjadi berbalik saat kita
melihat jajaran lensa Full frame,
dimana Canon punya ciri khas dengan menyediakan dua pilihan lensa untuk seri
EF-nya, yaitu lensabukaan konstan yang cepat (f/2.8 ) dan
lensa bukaan konstan yang ekonomis (f/4). Sementara Nikon hanya
menyediakan lensa bukaan cepat f/2.8 yang mahal saja.Update : Nikon akhirnya meluncurkan lensa dengan bukaan f/4
yaitu AF-S 16-35mm f/4 VR.
Lensa Canon EF standar yang favorit
:
·
EF 16-35mm f/2.8L ISM
·
EF 17-40mm f/4L USM
·
EF 24-70mm f/2.8L USM
·
EF 24-105mm f/4L IS USM
Sementara sebagai padanannya, di jajaran Nikon juga
terdapat dua lensa zoom standar yang menjadi favorit :
·
AF-S 17-35mm f/2.8D IF ED
·
AF-S 16-35mm f/4GG ED VR
(baru, updated)
Sebagai catatan, masih banyak lensa
lain dari Canon EF ataupun Nikon non DX untuk rentang standar seperti 28-80mm,
28-105mm, dan 28-200mm, namun karena lensa ini bermula dari 28mm, maka bila
terkena crop factor akan
menjadi tidak umum (sekitar 43mm) sehingga tidak disukai pemakai DSLR Canon
APS-C ataupun Nikon DX.
Lensa zoom : tele
Kita mulai
di kelas APS-C atau kelas DX. Nikon terkenal akan lensa telenya yang
ekonomis, AF-S DX
55-200mm f/4-5.6G IF-ED VR sementara Canon menawarkan
kemampuan tele lebih panjang dengan EF-S 55-250mm f/4-5.6 IS. Canon
sendiri sebenarnya punya lensa lawas dengan rentang 55-200mm tapi bukan EF-S.
Selanjutnya, di kelas Full-frame, persaingan head-to-head berimbang terjadi
di dua kelas, yaitu kelas 70-300mm dan kelas 70-200mm aperture konstan. Canon
punya EF 70-300mm f/4-5.6 IS USM dan Nikon punya AF-S
70-300mm f/4.5-5.6G IF ED VRyang mana keduanya disukai banyak fotografer
karena harganya terjangkau dan kemampuan telenya lumayan jauh di 300mm
(ekuivalen 450mm). Di kelas lensa bukaan konstan 70-200mm, ketimpangan terjadi
saat Nikon yang hanya punya satu produk lensa harus bersaing dengan empat (ya,
empat) lensa Canon 70-200mm. Nikon mengandalkan AF-S 70-200mm f/2.8G IF
ED VR sementara Canon punya empat pilihan yaitu :
·
EF 70-200mm f/2.8L IS USM (cepat,
plus IS)
·
EF 70-200mm f/2.8L USM (cepat, tanpa
IS)
·
EF 70-200mm f/4L IS USM (hemat, plus
IS)
·
EF 70-200mm f/4L USM (paling hemat,
tanpa IS)
Sementara untuk keperluan lensa tele zoom khusus baik
Canon maupun Nikon juga punya rentang yang tidak umum seperti :
·
Canon EF 90-300mm f/4.5-5.6 USM
1 komentar:
thanks broww
Posting Komentar