Selasa, September 25, 2012

Perbandingan antara lensa Canon dan lensa Nikon


Saat akan membeli kamera DSLR, umumnya pilihan ditujukan kepada kemudahan dan ketersediaan pilihan lensa nantinya. Maka itu produsen DSLR papan atas seperti Canon dan Nikon tetap jadi favorit fotografer, karena jajaran lensa yang dimilikinya amat lengkap. Betul kalau Pentax, Olympus, Sony (Minolta) juga punya koleksi lensa yang lengkap, namun kadang-kadang pemilik DSLR juga tergoda untuk membeli lensa alternatif seperti Sigma/Tamron/Tokina dan nyatanya lensa alternatif seperti ini tidak banyak menyediakan pilihan lensa dengan mounting selain versi Canon atau Nikon.
Lensa kamera DSLR terbagi menjadi beberapa macam. Paling sederhana adalah dari jenisnya, yaitu lensa tetap (fix/prime) dan lensa zoom (variabel rentang fokal). Lensa zoom juga akan terbagi dua, yaitu yang bukaannya konstan (fix f/2.8, fix f/4 dsb) atau yang bukaannya variabel (mengecil saat di zoom). Dari ukuran diameter lensa juga ada dua macam lensa DSLR, yaitu lensa untuk SLR film/DSLR full frame, dan lensa dengan diameter lebih kecil (untuk APS-C). Dari segi teknologi juga lensa terbagi dua, dengan motor fokus (dan mikro-chip) di dalam lensa dan tanpa motor fokus (lensa lama). Dengan banyaknya perbedaan ini, wajar kalau para fotografer pemula menjadi kebingungan saat melihat lensa yang dijual di pasaran, apalagi harganya pun bisa bervariasi dari satu juta hingga puluhan juta.
Sekadar mengenal jajaran lensa Canon dan Nikon, akan disajikan daftar head-to-headlensa favorit para fotografer beserta sedikit ulasannya. Tapi sebelumnya, akan disajikan dulu terminologi atau istilah dari keduanya supaya tidak membingungkan :

·         Ukuran diameter lensa:
Canon memakai istilah EF dan EF-S, perhatikan kalau kode EF menunjukkan diameter yang besar (untuk SLR film dan DSLR Full Frame) sementara EF-S adalah untuk sensor APS-C yang image circle lebih kecil. Demikian juga lensa Nikon, yang berkode DX artinya hanya untuk kamera Nikon DX saja. Lensa Nikon tanpa kode DX artinya bisa dipakai di SLR Nikon film atau DSLR Nikon full-frame (meski di DSLR Nikon DX pun tetap bisa).
·         Teknologi:
Canon memiliki lensa dengan motor fokus di dalamnya, tapi tidak semuanya memakai motor fokus USM (Ultra Sonic Motor). Motor USM terkenal akan kehalusannya, kecepatannya dan akurasinya. Lensa Canon dengan teknologi USM relatif mahal. Sebaliknya, semua lensa Nikon berteknologi AF-S pasti ada motor fokus SWM (Silent Wave Motor), sementara lensa lama Nikon AF atau AF-D tidak ada motornya. Meski semua lensa AF-S ada motor SWM, tapi kinerja motor itu tidak sama antara lensa mahal dan lensa murah. Motor SWM di lensa murah lebih lambat dan tidak halus.
·         Optical Image Stabilizer:
Baik Canon dan Nikon menerapkan sistem stabilizer pada lensa, dimana artinya tidak semua lensa memiliki fitur ini. Cara kerjanya yaitu gyro-sensor di dalam lensa mendeteksi getaran tangan dan melakukan kompensasi dengan menggerakkan elemen lensa khusus sehingga foto yang diambil pada speed rendah (dan/atau posisi tele) terhindar dari resiko blur. Canon menamai sistem ini dengan kode IS, sementara Nikon memakai kode VR. Baik IS dan VR, keduanya dapat menampilkan efek stabilisasi pada viewfinder optik, sebelum foto diambil.
·         Pembagian kasta:
Di lensa Canon terdapat dua kasta lensa, yaitu lensa biasadan lensa Luxury (L series, ditandai gelang merah diujungnya). Nikon tidak membedakan kasta pada lensanya, hanya saja lensa Nikon baru disederhanakan dengan meniadakan ring aperture, ditandai dengan kode G (gelded).

Lensa prime / fix (lensa tetap)
Lensa fix mempunyai ketajaman tak tertandingi oleh lensa zoom, dengan bukaan yang umumnya besar, sehingga cocok untuk dipakai foto potret dengan hasil yang menawan. Canon dan Nikon sama-sama punya jajaran lensa fix yang lengkap, dengan fokal mulai dari wide (sekitar 20mm), normal (sekitar 50mm) hingga tele (sekitar 100mm). Perhatikan kalau semua lensa fix Canon berkode EF, dengan beberapa memakai kode L dan USM.
Beberapa lensa fix kelas elit dari Canon adalah :
·         EF 24mm f/1.4L USM
·         EF 50mm f/1.2L USM
·         EF 85mm f/1.2L II USM
Sementara Nikon punya jajaran lensa prime yang bukaan maksimal di f/1.4 seperti yang baru saja diluncurkan dan kompatibel dengan D40, yaitu AF-S 50mm f/1.4G. Sedangkan lensa fix ekonomis dan favorit dari Canon adalah EF 50mm f/1.8, dan dari Nikon adalah AF 50mm f/1.8D. Selain itu, Nikon juga punya prime yang wide seperti AF 14mm f/2.8D ED (update : Nikon meluncurkan prime AF-S 24mm f/1.4 di tahun 2010) dan prime tele seperti AF 85mm f/1.4D IF, dan prime micro seperti AF-S 105mm f/2.8D VR ED. Bicara soal lensa prime tele, baik Canon maupun Nikon punya jajaran lensa tele yang lengkap mulai dari 135mm, 180mm, 200mm, 300mm, 400mm, 500mm dan 600mm (Canon bahkan punya yang 800mm dan 1.200mm), beberapa dilengkapi dengan IS atau VR.

Lensa zoom : wideangle
Bila lensa fix tidak memberi keleluasaan untuk berganti posisi fokal, maka lensa zoom memungkinkan kita untuk merubah fokal dalam rentang tertentu sehingga bisa didapat berbagai variasi komposisi (dan terhindar dari sering maju mundur). Lensa zoom wideangle umumnya bermula dari 14 sampai 24mm, namun perhatikan kalau dipakai di kamera dengan crop factor (1,6x untuk Canon APS-C, 1,3x untuk Canon 1Ds dan 1,5x untuk Nikon), maka panjang fokalnya akan banyak berubah. Untuk itu, produsen lensa harus berusaha ekstra keras untuk mendesain lensa yang amat wide supaya saat terkena crop factor, lensa tersebut masih layak disebut lensa wide.
Untuk kebutuhan fotografi wideangle seperti landscape dan arsitektur, pemakai Canon sensor APS-C hanya bisa menikmati lensa wide EF-S 10-22mm f/3.5-4.5 USM, sementar pemakai Nikon DX bisa menjajal lensa AF-S DX 12-24mm f/4G IF ED. Untuk pemakai Nikon Full frame, tersedia Nikon AF-S 14-24mm f/2.8G ED. Sayangnya dari pihak Canon belum tersedia lensa EF yang sepadan dengan Nikon 14-24mm f/2.8 ini.

Lensa zoom : standar
Rentang zoom standar merupakan rentang aman, dengan kemampuan wide dan tele yang mencukupi sehingga untuk bepergian cukup dengan membawa satu lensa saja ini saja. Kabar gembira bagi pemakai Nikon DX karena tersedia banyak lensa Nikon DX yang berkualitas dan terjangkau (seperti lensa kit D40 18-55mm), diantaranya :
·         AF-S DX 16-85mm f/3.5-5.6G ED VR
·         AF-S DX 17-55mm f/2.8G IF ED (bukaan konstan)
·         AF-S DX 18-70mm f/3.5-4.5G IF ED (kitnya D70)
·         AF-S DX 18-105mm f/3.5-5.6G VR (kitnya D90)
·         AF-S DX 18-135mm f/3.5-5.6G IF ED (kitnya D80)
·         AF-S DX 18-200mm f/3.5-5.6G VR IF ED (sapu jagad)
Ketersediaan banyak pilihan lensa standar DX yang murah dan berkualitas inilah yang menjadikan banyak fotografer yang non profesional memilih kamera DSLR Nikon, meski banyaknya pilihan ini juga dikritik beberapa pengamat karena banyaknya overlap dalam rentang lensa dan umumnya punya bukaan lensa yang mirip (semestinya Nikon mulai membuat lensa standar bukaan konstan f/4).
Sementara bagi pemakai Canon APS-C yang perlu lensa EF-S tampaknya harus cukup bersabar karena sementara ini hanya tersedia lensa EF-S berikut ini (tidak termasuk 18-55mm) :
·         EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM (bukaan konstan)
·         EF-S 17-85mm f/4-5.6 IS USM
·         EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 IS (sapu jagad – non USM)
Kondisi menjadi berbalik saat kita melihat jajaran lensa Full frame, dimana Canon punya ciri khas dengan menyediakan dua pilihan lensa untuk seri EF-nya, yaitu lensabukaan konstan yang cepat (f/2.8 ) dan lensa bukaan konstan yang ekonomis (f/4). Sementara Nikon hanya menyediakan lensa bukaan cepat f/2.8 yang mahal saja.Update : Nikon akhirnya meluncurkan lensa dengan bukaan f/4 yaitu AF-S 16-35mm f/4 VR.
Lensa Canon EF standar yang favorit :
·         EF 16-35mm f/2.8L ISM
·         EF 17-40mm f/4L USM
·         EF 24-70mm f/2.8L USM
·         EF 24-105mm f/4L IS USM
Sementara sebagai padanannya, di jajaran Nikon juga terdapat dua lensa zoom standar yang menjadi favorit :
·         AF-S 17-35mm f/2.8D IF ED
·         AF-S 16-35mm f/4GG ED VR (baru, updated)
·         AF-S 24-70mm f/2.8G ED
Sebagai catatan, masih banyak lensa lain dari Canon EF ataupun Nikon non DX untuk rentang standar seperti 28-80mm, 28-105mm, dan 28-200mm, namun karena lensa ini bermula dari 28mm, maka bila terkena crop factor akan menjadi tidak umum (sekitar 43mm) sehingga tidak disukai pemakai DSLR Canon APS-C ataupun Nikon DX.

Lensa zoom : tele
Kita mulai di kelas APS-C atau kelas DX. Nikon  terkenal akan lensa telenya yang ekonomis, AF-S DX 55-200mm f/4-5.6G IF-ED VR sementara Canon menawarkan kemampuan tele lebih panjang dengan EF-S 55-250mm f/4-5.6 IS. Canon sendiri sebenarnya punya lensa lawas dengan rentang 55-200mm tapi bukan EF-S.
Selanjutnya, di kelas Full-frame, persaingan head-to-head berimbang terjadi di dua kelas, yaitu kelas 70-300mm dan kelas 70-200mm aperture konstan. Canon punya EF 70-300mm f/4-5.6 IS USM dan Nikon punya AF-S 70-300mm f/4.5-5.6G IF ED VRyang mana keduanya disukai banyak fotografer karena harganya terjangkau dan kemampuan telenya lumayan jauh di 300mm (ekuivalen 450mm). Di kelas lensa bukaan konstan 70-200mm, ketimpangan terjadi saat Nikon yang hanya punya satu produk lensa harus bersaing dengan empat (ya, empat) lensa Canon 70-200mm. Nikon mengandalkan AF-S 70-200mm f/2.8G IF ED VR sementara Canon punya empat pilihan yaitu :
·         EF 70-200mm f/2.8L IS USM (cepat, plus IS)
·         EF 70-200mm f/2.8L USM (cepat, tanpa IS)
·         EF 70-200mm f/4L IS USM (hemat, plus IS)
·         EF 70-200mm f/4L USM (paling hemat, tanpa IS)
Sementara untuk keperluan lensa tele zoom khusus baik Canon maupun Nikon juga punya rentang yang tidak umum seperti :
·         Canon EF 90-300mm f/4.5-5.6 USM

1 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks broww